Arti Sebuah Nama

Seringkali kita mendengar jargon “apalah artinya sebuah nama”. Bagi sebagian orang, nama memang dianggap tidak perlu dikenal karena seringkali orang merasa tidak penting untuk  menunjukkan nama. Bagi orang jawa menunjukkan nama mungkin akan dianggap sombong.  Namun ada juga anggapan bahwa nama merupakan doa dan harapan. Nama yang diberikan untuk anaknya selalu disertai harapan tertentu. Orang jawa memberi nama anaknya kuatno, agar anaknya menjadi orang yang kuat, Slamet, agar anaknya selalu selamat. Pemberian nama itu akan dilakukan setelah 5 hari kelahiran si anak atau dalam hitungan jawa disebut sepasar. peberian nama disertai berbagai uborampe sebagai pelengkap acara pemberian nama. Bubur merah dan bubur putih tidak boleh ketinggalan.

Saya sendiri tidak pernah peduli atau menanyakan alasan pemberian nama dari orang tua. Saya merasa bahwa nama hanyalah sebagai pembeda saja antara saya dengan orang lain. Saya tidak pernah merasa bermasalah dengan nama saya. Hingga suatu hari, saya baru merasakan betapa nama menjadi sesuatu yang penting. Berulang kali saya harus terhambat ketika berhadapan dengan  urusan Imigrasi.

Pada Bulan Desember 2009  masa berlaku pasport saya habis, dan saya harus memperbaruinya. Saya tidak menemui masalah apapun ketika mengajukan permohonan perpanjangan pasport. Setelah pemotretan petugas mengatakan kalau pasport bisa diambil 2 minggu lagi. Setelah 2 minggu saya datang ke kantor imigrasi petugas mengatakan kalau passport belum jadi. Dia menanyakan apakah sebelumnya saya sudah pernah memiliki passport. Saya katakan kalau saya sudah pernah punya passport dan passport lama sudah saya lampirkan saat pendaftaran. Petugas itu hanya bilang kalau pasport lama tidak ada.  Lalu sayapun menanyakan, kapan pasport baru dapat saya ambil. Dia menyuruh saya untuk mengambil setelah jam dua karena saat itu belum ditandatangani kepala imigrasi. Saya kemudian meninggalkan kantor imigrasi dan kembali lagi jam 14.00. ternyata passport baru saya sudah bisa saya ambil.PAsport lama sayapun juga dikebalikan

Tiba waktunya saya harus bepergian keluar negeri. Ketika melewati petugas imigrasi Jakarta petugas menanyakan banyak hal tentang saya, mau kemana, urusannya apa, kerja dimana, berapa lama, tanggal lahirnya. Padahal orang yang berada di depan saya hanya lewat begitu saja setelah petugas memberikan cap pada passport, tanpa banyak tanya. Sayapun kemudian terkejut karena petugas mengajak saya untuk menemui pimpinan di ruangan lain. di dalam ruangan itu petugas mengatakan bahwa saat dilakukan scan passport muncul indicator warna merah yang menunjukkan saya kena cekal. Sayapun agak terkejut, karena urusan apa sehingga saya kena cekal? Petugas diruangan itupun kemudian mengajukan beberapa pertanyaan kepada saya. Akhirnya dia menjelaskan kalau identitas saya mirip dengan orang lain yang masuk dalam daftar cekal kejaksaan. Huuuhh….kalau orang yang masuk daftar cekal, kabur keluar negerinya tidak lewat imigrasi Pak, batin saya dalam hati. Tertahan di bagian imigrasi tidak hanya saat akan pergi saja, tetapi saat datang pun juga akan mengalami hal yang sama.

Beberapa bulan setelah kejadian itu saya kembali lagi akan melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun saya  berangkat melalui bandara Jogjakarta.  Saat pemeriksaan di imigrasi saya berusaha melongok ke meja petugas untuk memastikan apa sebenarnya yang muncul di layar computer petugas. Dan memang benar, ada warna merah muncul di layar computer dan sederet daftar nama cekal yang namanya persis dengan nama saya. Namun kali itu saya tidak diminta menghadap ke pimpinan karena saat awal menyerahkan passport ke petugas saya sudah bilang pasti akan ada masalah. Akhirnya sambil berakrab-akrab dengan petugas, saya bisa lolos pemeriksaan. Mungkin karena sama-sama orang jogja. Saat kembali lagi ke Indonesia juga lancer tanpa ada hambatan, dalam hati saya mengira mungkin si penjahat itu sudah tertangkap.

kira-kira satu tahun berselang, saya harus berangkat ke luar negeri lagi. Kali itu saya berangkat melalui bandara Jakarta. Memasuki loket pemeriksaan imigrasi saya merasa santai saja, karena pada kepergian sebelumnya saya tidak mengalami hambatan.  Dengan ringan saya mendekati petugas di loket. Petugas langsung memeriksa passport, menyetempelnya kemudian mengembalikan passport saya. Sayapun menerimanya lalu melangkah meninggalkan petugas. Namun belum tiga langkah saya berjalan petugas itu kembali memanggil saya. Dimintanya kembali passport saya kemudian mengajaknya ke ruang pimpinan. Walah…rupanya nama saya masih bermasalah. Sesampainya di ruangan pimpinan menanyakan beberapa pertanyaan seperti biasa, mau kemana?,tujuannya apa?, kerja dimana?,  setelah itu dia menambahkan catatan di passport saya “tidak Identik”….Whalah…ternyata belum juga tertangkap penjahan jahanam itu…gerutu saya dalam hati. 

Yah… beginilah nasib punya nama yang mirip dengan para pelaku pidana yang masuk daftar cekal. setiap mau pergi keluar negeri harus bersiap-siap meluangkan waktu beberapa saat untuk dimintai keterangan oleh petugas imigrasi.  Yah inilah akibat dari sebuah nama…