live cycle

live cycle

Jumat, 14 Januari 2011

Aku dan Sepeda

Samar-samar masih teringat dalam ingatan ku tentang sepeda pertama yang aku miliki. Entah berapa umurku saat itu. Tetapi seingatku saat itu belum mulai sekolah. Sepeda roda tiga yang kumiliki warnanya merah, bagian ayng aku ingat betul dari sepedaku adalah rumbai-rumbai di ujung setang kiri dan kanan. Aku senang sekali dengan rumbai-rumbai itu. Sepeda itu aku dapatkan setelah aku mengalami panas beberapa hari. Memang aku sering lebih dahulu mengalami demam beberapa hari, jika menginginkan sesuatu. Biasanya orang tuaku lelu menanyakan apa kainginanku. Kalau sudah ditanya barulah aku berani menyampaikan apa keinginanku. Termasuk sepeda itu. Suatu hari aku berangkat ke jakarta dengan ibu. Aku duduk di kursi paling depan dengan bus Muncul yang selalu menjadi langganan keluargaku untuk pergi ke Jakarta. Di suatu terminal bus yang aku naiki berhenti disepan sebuah toko. Dari tempat aku duduk terlihat sesuatu dari kaleng berbentuk bulat tergantung di toko itu. Aku tidak mengerti apa sebetulnya barang itu. Yang menarik perhatianku hanyalah rantai yang tergantung pada kaleng itu. Sesampainya di rumah, aku langsung demam hingga beberapa hari. Karena sudah hapal dengan kebiasaanku, orang tuaku menanyakan apa yang aku inginkan. Akupun menyampaikan kalau aku pingin sesuatu yang aku lihat di sebuah kios saat bus berhenti dalam perjalanan dari jakarta. Tentu saja ibuku kebingungan apa yang aku inginkan. Akhirnya ibuku mengetahui bahwa yang aku inginkan adalah roti kaleng regal berbentuk bulat, dan ada gantungan rantainya. Akhirnya kakakku membelikan barang yang kumaksudkan itu. Setelah aku mendapatkan barang itu tentu saja aku tidak tertaring dengan isinya, karena yang aku inginkan hanyalah rantainya saja. Alhasil dari roti yang dibeli hanya rantainya yang aku ambil dan aku pakai untuk mainan. Dan aku langsung sembuh. Itu hanya salah satu kebiasaan yang kuingat pada masa kecil.
Kembali pada cerita sepeda. Kira kira-kira kelas 2 SD aku mulai belajar naik sepeda. Sepeda yang aku pakai adalah sepeda roda dua dengan ukuran 22 inchi. Sepeda itu adalah sepeda bekas yang kemudian dicat warna hijau oleh kakakku. Satu yang kuingat dari sepeda itu adalah ban luarnya yang menggunakan ban sambungan. Saat itu memang masih susah untuk emndapatkan ban dengan ukuran sepedaku. Akhirnya oleh bapakku yang seoarng bengkel bannya dipasang dari ban sepeda ukuran 24 yang dipotong dan disambung.


Setelah mulai beranjak besar, aku mendapatkan sepeda bekas kakak, sebuah sepeda balap dengan frame berbentuk segi enam, bukan bulat seperti sepeda pada umumnya. Sepeda balap yang aku pakai sudah diganti perlengkapannya sehingga bentuknya sudah menjadi sepeda biasa. Teman-teman seumuran aku di kampung hanya beberapa saja yang sudah punya sepeda sendiri. Teman-teman lain biasanya meminjam dari orang tua atau kakanya jika akan main-main dengan bersepeda. Saat SD aku ke sekolah naik sepeda. Jarak sekolahku kira-kira 3 km. Karena tidak banyak teman yang memiliki sepeda maka aku sering berangkat ke sekolah sendirian saja, sedangkan teman yang lian hanya berjalan kaki. Meski sendirian aku merasa lebih senang naik sepeda, karena lebih cepat sampai di sekolah, dan saat pulang juga lebih cepat sampai di rumah sehingga bisa cepat untuk bermain.

Dalam hati sebetulnya aku ingin sekali memiliki sepeda balap yang masih lengkap. Salah satu yang mebuat aku tertarik adalah gir belakang yang bisa diganti-ganti kecepatannya. keinginan untuk memiliki sepeda balap semakin kuat karena aku sering ikut dengan bapak untuk belanja onderdil sepeda. Ditoko itu, saat bapakku belanja aku selalu mengamati sepeda balap yang dipajang di toko itu. Aku masih ingat, di sepeda itu tergantung label harga Rp. 125.000. Meskipun sangat ingin memiliki sepeda balap, tetapi samasekali aku tidak punya keberanian untuk menyampaikannya kepada orang tuaku. Aku sendiri tidak tahu apa sebabnya. Yang kurasakan hanyalah takut.
Masuk sekolah SMP aku aku menggunakan sepeda jengki merek Phoenix bekas kakak aku. Jrak rumah dengan sekolah kurang lebih 5 km. Sebetulnya aku juga mulai tidak suka dengan sepeda itu meskipun kata orang sepeda aku termasuk bagus kualitasnya. Tetapi karena hanya sepeda itu yang akupunya, jadilah sepeda itu yang aku gunakan. Pada saat aku SMP mulai muncul sepeda dengan model BMX. Sepeda dengan ukuran sama dengan sepeda mini, tetapi dengan rangka yang berbeda. Kesannya lebih sproti dan lincah. Lagi-lahi aku ingin sekali memiliki sepeda model ini. Tetapi orang tua aku selalu menyampaikan kalau sepeda model itu tidak akan tahan lama, sebentar saja nanti akan bosan. Yah…terpaksa harus nurut sama orang tua, lha belum bisa beli sendiri….heee

Tetapi rupanya lain cerita, saat naik ke kelas dua ada saudaraku yang pindah sekolah dari Jakarta. , dan ternyata dia punya sepeda BMX warna merah. Sepeda itu ikut juga dibawa pindah ke rumahku. Tetapi karena sekolahnya jauh dari rumah saudaraku berangkat ke sekolah bareng dengan kakakny naik sepeda motor. Alhasil sepeda BMX itu tidak dipakainya. Senang rasanya hati ini akhirnya hasrat untuk merasakan naik sepeda BMX kesampian juga. Sepeda itu akhirnya aku pakai untuk sekolah dan kadang bermain-main. Dengan sepeda itu juga aku meraih prestasi juara dua balap sepeda, meskipun hanya tingkat desa di acara perayaan 17 Agustus.
Menginjak masa sekolah SMA aku tidak lagi naik sepeda untuk ke sekolah. Karena jaraknya jauh, dan harus berboncengan dengan saudaraku maka aku mendapatkan motor GL 100, lagi-lagi bekas dari kakakku. Semasa SMA aku jarang naik sepeda. Hanya sesekali saja ke sekolah naik sepeda, pada saat-saat tidak ada pelajaran.

Semasa kuliah sepeda jengki saat SMP aku gunakan lagi. Di awal kuliah aku kos dengan kakakku, karena hanya memiliki satu motor, maka aku menggunakan sepeda untuk aktifitas ke kampus. Sesekali juga aku pulang ke rumah dengan naik sepeda. Pada tahun kedua, kakakku sudah lulus. Akupun tidak lagi kos karena aku sudah mempunyai sepeda motor. Semasa kuliah aku hampir tidak pernah bersepeda. Kalaupun bersepeda hanya sebatas di sekitar kampungku saja.

Rupanya keinginanku untuk bersepeda muncul lagi. Sepeda balap yang aku pakai masa SD aku tukarkan dengan sepeda Federal bekas milik tetangga. Rupanya pilihanku tentang sepeda tidak juga berubah sejak dulu, selalu pingin punya sepeda yang gir belakangnya bisa dipindah-pindah. Aku tidak berminat dengan sepeda lain seperti sepeda kuno. Walaupun aku diberi sepeda kuno merek releigh dari mbah. Sepeda seperti itu rasanya berat, tidak bisa nyaman melewati jalan jelek dan tidak bisa memenuhi hasrat untuk ngebut. Dengan sepeda federal putih itu aku kembali bersepeda di saat-saat tertentu. Jika sedang santai aku sering bersepedaan sendirian saja sesuka hati. Ke Deles, Klaten, Kaliurang, dan Bebeng adalah tujuan yang sering datangi.

Setelah lulus kuliah dan mulai mendapatkan penghasilan mroyek sana-sini, aku membeli sepeda gunung dari tetangga yang kebetulan seorang maklar sepeda. Harganya waktu itu Rp. 350. 000. Aku beli sepeda itu karena sepeda federal yang kumiliki sudah tidak lagi nyaman dinaiki karena RD yang mulai aus dan tidak presisi. Dalam hati aku berfikir, alangkah senangnya aku karena akhirnya aku bisa membeli sepeda sendiri. Sepeda yang aku inginkan sejak jaman SD dulu. Sebuah penantian lebih dari 15 tahun, heee…..

Sepeda yang aku beli akhirnya jarang aku pakai, karena aku banyak pergi untuk mroyek. Akhirnya sepeda itu hanya ndongkrok di gudang. Sesudah menikah keinginan untuk bersepeda kembali muncul. Setelah pindah rumah sepeda itu aku bawa dan mulai aku perbaiki. Beberapa komponen diganti, dan di cat ulang. Aku berinama sepeda itu Transporter. Girnya bisa diganti-ganti kecepatannya, bisa di jalan buruk, dan bisa kencang di jalan aspal. Setidaknya sepeda itu menjadi andalan untuk menunjang aktifitas harin di sekitar kampung, atau untuk mencari keringat saat libur.

Seiring dengan meningkatnya penghasilan…heeee, akhirnya muncul keinginan untuk membeli sepeda baru. Salah satu tujuannya biar punya dua sepeda jadi bisa bersepeda dengan istri tercinta. Setelah berhitung-hitung dan membicarakan dengan istri, akhirnya sepakat untuk membeli sepeda. Walaupun dengan negosiasi yang a lot, karena istriku termasuk tidak suka bersepeda. Akhirnya kamipun pergi ke sebuah toko sepeda. Sesampainya di toko kami melihat sebuah sepeda lipat. Saat itu pikiranku mulai terganggu, apa ya kuat sepeda ini, apa ya nyaman untuk dinaiki, harganya kok mahal juga. Keinginan untuk membeli sepeda konvensional pun ditunda karena terganggu untuk membeli sepeda lipat. Aku tidak memutuskan untuk membeli langsung saat itu karena memang saat itu belum banyak orang menggunakan sepeda lipat. Dari keragu-raguan itu kemudian aku mencoba mencari berbagai review dan referensi dari berbagai sumber. Dan akhirnya aku memutuskan untuk membeli sepeda lipat. Alasannya karena bisa fleksibel dengan aktifitas ku. Dari rumah ke tempat kerja kami bisa berangkat naik mobil bersama. Sampai kantor istriku aku melanjutkan aktivitas dengan naik sepeda. (istriku yang orang ekonomi akhirnya menerima alasan penghematan itu).

Rupanya banyak hal yang menyenangkan dengan naik sepeda lipat. Setiap bertemu dengan orang, selalu mengomentari keunikan sepedaku. “wee….pit e apik…, regane pironan mas…, belinya dimana mas?, komentar-komentar itu adalah komentar klasik yang ditanyak orang. Kebetulan rumah kami dilintasi jalur Bus Trans Jogja. Hanya saja haltenya berada sekitar 1,5 km dari rumah. Seringkali sepeda itu ikut naik ke trans jogja, lalu aku turun di halte terdekat untuk menuju ke tempat kerja.
Diam-diam rupanya istriku mulai keracunan bersepeda. Sepulang kerja dia mampir di toko sepeda tempat kami beli sepeda sebelumnya. di toko itu kemudian dia menelpon aku kalau ada sepeda lipat model lain yang lebih girly dan dia berminat untuk membelinya. Akupun meluncur ke toko itu dan jadilah sepeda itu kami boyong pulang.

Setelah punya dua sepeda lipat, kegiatan bersepeda menjadi lebih menyenagkan. Setiap libur kami selalu bersepeda bersama dengan seorang anak kami yang masih kecil. Istriku membawa tas perlengkapan bayi, aku menggendong anakku yang sudah diajak sepedaan sejak umur 4 bulan.


Virus bersepeda rupanya sudah menjangkiti anakku yang sekarang ini sudah berumur 2,5 tahun. Dia selalu bersemangat kalau diajak sepedaan, bahkan sering tidak mau diajak pulang. Saat ini dia sudah bisa naik sepeda roda empat berkeliling sekitar rumah.

Keep genjot forever…..!!!

2 komentar:

  1. http://beritataipan99.blogspot.com/2017/12/ini-cara-pique-rayakan-kemenangan_24.html

    http://beritataipan99.blogspot.com/2017/12/swiss-jadi-tempat-pilihan-jorge-lorenzo.html

    ♥ ♠ ♦ ♣ 99taipan.com ♥ ♠ ♦ ♣
    Kami Hadirkan Permainan Baru 100% FAIR PLAY Dari AsiaTaipan99.com :) 1 ID Untuk 7 Games :
    - Domino99
    - BandarQ
    - Poker
    - AduQ
    - Capsa Susun
    - Bandar Poker
    - Sakong Online
    Nikmati Bonus-Bonus Menarik Yang Bisa Anda Dapatkan Di Situs Kami AsiaTaipan99.com Situs Resmi, Aman Dan Terpercaya ^^ Keunggulan TAIPAN99 :
    - Tingkat Persentase Kemenangan Yang Besar
    - Kartu Anda Akan Lebih Bagus
    - Bonus TurnOver Atau Cashback 0.3% Di Bagikan Setiap 5 Hari
    - Bonus Referral Dan Extra Refferal Seumur Hidup
    - Minimal Deposit & Withdraw Hanya 20.000,-
    - Tidak Ada Batas Untuk Melakukan Withdraw/Penarikan Dana
    - Pelayanan Yang Ramah Dan Memuaskan
    - Dengan Server Poker-V Yang Besar Beserta Ribuan pemain Di Seluruh Indonesia,
    - Taipan99 Pasti Selalu Ramai Selama 24 Jam Setiap Harinya.
    - Permainan Menyenangkan Dengan Dilayani Oleh CS cantik, Sopan, Dan Ramah.
    Fasilitas BANK yang di sediakan :
    - BCA
    - Mandiri
    - BNI
    - BRI
    - Danamon
    Tunggu Apa Lagi Guyss..
    Let's Join With Us At 99Taipan.com ^^
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
    - BBM : D8A0668C
    - Skype : Taipan99
    - WHATSAPP : +855-8790-1038
    - LINE : Taipan99
    Link Alternatif :
    - asiataipan.com
    - 99taipan.com
    -taipanmerah.com

    BalasHapus
  2. Hallo sahabat RajajudiQQ * apa kalian sudah bermain di RajajudiQQ hari ini ? atau masih ada yang belum mengenal RajajudiQQ ?
    RajajudiQQ adalah situs resmi poker dan domino TERBAIK dan TERPERCAYA di INDONESIA dijamin AMAN 100% bosku..
    selain itu, RajajudiQQ juga selalu memberikan yang terbaik buat
    para membernya lohhh.. tidak ketinggalan, bonus TurnOver 0.5%
    dan refferal hingga 20% (dibagikan setiap hari senin setelah jam
    12 siang) untuk para member setia yang bermain di RajajudiQQ *
    tunggu apa lagi ? yukkkk... registrasi dan daftarkan sekarang
    juga dan nikmati promo-promo dan bonus lainnya..

    7 permainan RajajudiQQ :

    - Poker
    - DominoQQ
    - AduQ
    - CapsaSusun
    - BandarQ
    - BandarPoker
    - sakong

    Bank tersedia :

    - BCA
    - BNI
    - BRI
    - DANAMON
    - MANDIRI
    - CIMB NIAGA

    Nikmati keseruan 7 permainan dalam 1 ID dan dengan minimal deposit/withdraw 15.000 udah bisa merasakan sensasi permainan
    fairplay 100% player vs player tanpa bot's ! untuk menyenangkan
    bagi sahabat RajajudiQQ tidak perlu khawatir dikarenakan tidak
    perlu repot harus bermain pada tempat tertentu, di RajajudiQQ
    bisa bermain melalui gadget/smartphone dimana saja dan kapan saja.
    jika bosku mengalami kendala segera hubungi Custumer Servis (CS)
    kami siap membantu melayani bosku 24 jam :

    - PIN BBM : DC4F3ABB
    - WE CHAT : rajajudiqq
    - Whatsapp : +855 966629336
    - SKYPE : rajajudiqq

    BalasHapus